DAKWAH MASYARAKAT DI PEDESAAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester
Mata Kuliah: AIK lll
Dosen Pengampu: Agus Miswanto, M. A
Disusun Oleh:
Putri Nur Amalina 16.0401. 00028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2018
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan hal terpenting dalam ajaran agama, karena dengan berdakwah berdakwah ajaran agama dapat dilestarikan dan tidak akan hilang, karena pentingnya dakwah bagi kelangsungan ajaran agama maka hal ini menjadi perhatian penting untuk bisa mengetahui tata cara dakwah yang efektif sehingga dakwah bisa di terima di seluruh aspek masyarakat
Dakwah yang efektif adalah dakwah yang efektif adalah dakwah yang berhasil dari segi pendakwahnya, materi dakwah dan para pendengarnya. Ketiga Komponen tersebut harus selalu berkaitan agar inti dari dakwah dapat di sampaikan secara jelas dan tepat.
B. Tujuan
Tujuan disun makalah ini untuk memahami lebih jelas apa itu definisi dakwah, kemudian memberi penjelasan tentang karakteristik masyarakat di pedesaan dan mengetahui metode dakwah yang cocok untuk masyarakat pedesaan.
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Definisi Dakwah
Secara Etimologis dakwah berasal dari
bahasa arab yang artinya da’a, yad’u, du’a yang artinya mengajak atau menyeru,
memanggil, seruan permohonan dan permintaan.
Secara
terminologi pengertian dakwah di maknai dari aspek positif ajakan, yaitu kepada
kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Sementara itu para ulama memberikan
definisi yang bervariasi antara lain: (Yusuf, 2006)
11) Ali
Mukhfud dalam kitabnya ‘’Hidayatul Mursyidin’’ mengatakan dakwah adalah
mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk agama, menyeru
mereka kepada kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar mungkar agar
memperoleh kebahagian dunia akhirat.
22) Ahmad Ghalwasy dalam bukunya ‘’ad Dakwah al
Islamiyah’’ mengatakan bahwa, ilmu dakwah adalah ilmu yang dipakai untuk
mengetahui berbagai seni menyampaikan kandungan ajaran Islam, baik itu aqidah,
syariat maupun akhlak.
33) Quraish
Shihab mendefinisikannya sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau
usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan
sempurna baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
Dalam
pengertian yang luas dakwah adalah upaya untuk mengajak seseorang atau
sekelompok orang atau masyarakat agar memeluk dan mengamalkan ajaran Islam ke
dalam kehidupan yang nyata. Dakwah dalam konteks ini dapat bermakna pembangunan
sumber daya manusia, pengentasan kemiskinan, memerangi kebodohan dan
keterbelakangan serta kebebasan. Dakwah juga bisa berarti penyebarluasan rahmat
Allah, sebagaimana telah ditegaskan dalam Islam dengan Istilah ‘’rahmatan lil’alamin.
Dengan pembebasan, pembangunan dan penyebarluasan agama Islam, berarti dakwah
merupakan proses untuk mengubah kehidupan manusia atau masyarakat dari
kehidupan yang tidak islami kepada suatu kehidupan yang islami.
Atas
dasar asensi ini dakwah dalam islam adalah mengajak kepada kebaikan,
memerintahkan kepada yang ma’aruf dan melarang dari yang mungkar. Seperti yang
telah dijelaskan dalam al- Qur’an:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
‘’ Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar,
merekalah orang-orang yang beruntung’’ ( QS Al-
Imron: 104) ( Muhammadiyah,
2004)
B. Kondisi Masyarakat di Pedesaan
Pendekatan Sistem adalah pedekatan yang di
gunakan dalam aktivitas dakwah. Artinya aktivitas dakwah tidak akan sukses
tanpa adanya suatu unsur atau faktor tertentu. Sistem dakwah tak ubahnya dengan
sistem tubuh manusia, bila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka sakitlah
semua tubuh. Ini berarti keberhasilan suatu aktivitas dakwah tidak mungkin
sukses atas dasar satu atau dua faktor saja, tetapi keberhasilan dakwah
ditentukan oleh kesatuan factor- fakor atau unsur- unsur yang saling membantu,
mempengaruhi dan berhubungan satu sama lain.
Salah
satu unsur dakwah adalah mad’u yaitu manusia yang merupakan individua atau
bagian dari komunitas. Mempelajari tentang unsur ini merupakan keniscayaan
dalam keberhasilan. ( Faizah, 2006).
Desa,
kampung atau dusun merupakan area pemukiman yang biasanya terletak di daerah dataran tinggi dan jauh dari keramaian kota.
Dengan mata pencaharian yang relatif sama antarwarganya seperti petani, nelayan
dan peternak ( lebih mengutamakan potensi alam), dan sangat bersifat toleran
dalam arti sangat mementingkan aspek kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama
warga.
Di
bawah ini merupakan beberapa ciri- ciri
masyarakat di pedesaan yang akan berkaitan erat dengan menggunakan
metode dakwah yang efektif di pedesaan.
a. Letaknya
relative jauh dari kota dan bersifat prural
b. Lingkungan
alam masih besar peran dan pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat
c. Mata
pencaharian bercorak agraris dan relatif homogen ( bertani, nelayan berternak,
dll)
d. Corak
kehidupan sosialnya bersifat schraf ( paguyuban dan memiliki comonity sentiman
yang kuat)
e. Keadaan
Penduduk tingkat, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan relatif homogen
f.
Interaksi antar warga desa lebih intim dan
bersifat familistik
g. Memiliki
keterkaitan yang kuat terhadap tanah kelahiran dan tradisi warisan leluhur
h. Masyarakat
desa sangat menjunjung tinggi prinsip kebersamaan atau gotong, kekeluargaan,
solidaritas, musyawarah, kerukunan dan keterlibatan sosial
i.
Penguasaan IPTEK relatif rendah
Sedangkan menurut landis ( Ilmuan
sosiologis) terdapat beberapa karakteristik masyarakat desa yang perlu di
pahami, antara lain:
a. Umumnya
mereka curiga terhadap orang luar yang masuk
b. Para
orang tua biasanya otoriter terhadap anak- anaknya
c. Cara
berfikir dan sikapnya konserfatif dan statis
d. Mereka
sangat toleran terhadap nilai- nilai budaya mereka, sehingga kurang toleran
terhadap nilai budaya lain
e. Adanya
sikap pasrah menerima nasib dan kurang kompetitif
f.
Memiliki sikap kurang komunikatif dengan
kelompok sosial di atasnya
Seluruh
ciri atau karakteristik masyarakat pedesaan di atas sangat berpengaruh terhadap
konsep berdakwah di pedesaan. Bagaimana seorang da’i dapat menyesuaikan metode
dakwahnya dengan keadaan masyarakat pedesaan yang cenderung menerima sikap
pasrah dan kurang komunikatif dengan golongan diatasnya.
C. Metode Dakwah Untuk Masyarakat Pedesaan
Setelah melihat ciri dan karakteristik masyarakat di pedesaan, metode
yang tepat untuk dakwah, di masyarakat pedesaan antara lain sebagai berikut:
1) Metode
dakwah yang tepat di lakukan di masyarakat pedesaan yaitu secara lisan atau
secara langsung, misalnya dengan pengajian, tabaligh akbar dan face to face.
Hal ini di sebabkan karena waktu dan rutinitas masih rendah atau masih banyak
waktu kosong serta sikap individualisnya masih rendah. Dan menjadikan masjid
atau mushola sebagai tempat utama dalam berdakwah.
2) Dari
aspek pindai biasanya cendurung bersifat otoriter dalam penyampaian materi
dakwahnya. Hal ini di karenakan sifat mad’u yang sangat pasif dan mudah
menerima apa saja yang di sampaikan oleh da’i.
3) Materi
dakwah untuk masyarakat pedesaan biasanya bersifat agamis contohnya ibadah,
fiqh, akhlaq dan muamalah. Masyarakat pedesaan tidak begitu suka dengan materi
dakwah yang bersangkutan dengan ilmu teknologi dan politik negara.
4) Citra
da’i menjadi hal yang sangat penting dalam menyampaikan dakwah tersebut. Karena
sifat masyarakat desa yang sangat menghargai orang- orang yang berilmu dan jiwa
sosialitasnya yang tinggi.
5) Masyarakat
pedesaan lebih menyukai dakwah yang sesuai dengan tradisi mereka yang telah
ada, dengan artian tidak mudah untuk menerima pemahaman baru yang berbeda
dengan pemahaman Islam yang telah ada.
BAB lll
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdakwah
yang merupakan hal penting dengan menjalankan ajaran agama haruslah berjalan
berefektif mungkin. Untuk melihat efektifitas berdakwah, pendakwahnya
selayaknya mengetahui segala aspek yang mendukung berjalannya dakwah yang
efektif terutama dalam aspek keadaan sosial bermasyarakat. Karena keadaan
sosial di perkotaan sangat berbeda dengan keaadaan sosial di pedesaan. Oleh
karena itu metode dakwah, materi dakwah dan juga pendakwahnya harus berbeda di
sesuaikan dengan kondisi masyarakatnya.
Dilihat dari ciri- ciri masyarakat dan
keadaan sosial masyarakatnya, dapat di simpulkan bahwa dakwah untuk masyarakat
di pedesaan haruslah menggunakan metode sebagai berikut:
1) Menggunakan
metode interpersonal ( langsung) dalam penyampaian dakwah
2) Materi
dakwah bersifat agamis seperti masalah akhlaq, ibadah dan muamalah
3) Mengutamakan
citra da’i
4) Da’i
bersifat otoriter dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi
5) Dakwah
harus bersifat intermatif persuasive bukan hanya informatif, sehingga aspek
ilmu dan perbuatannya dapat dilakukan oleh masyarakat desa
DAFTAR PUTAKA
Faizah
S.M. ( 2006). Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana.
Muhammadiyah
P.P . ( 2004) Dakwah Kultural Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Yusuf, P.D. ( 2006).
Management Dakwah. Jakar
Komentar
Posting Komentar